Rabu, 22 Juni 2011

ikan bawal

Klasifikasi Ikan Bawal menurut Bryner (1999) dalam Guzfir (2009), adalah sebagai berikut :
Phyillum : Chordata
Sub Phyillum : Craniata
Class : Pisces
Sub Class : Neoptergii
Ordo : Cypriniformes
Sub Ordo : Cyprinoidea
Family : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma macropomum


a. Bentuk tubuh
Hasil bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan ciri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan Amerika disebut red bally pacu.penelitian menunjukkan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah crustacea, cladocera, copepoda, dan ostracoda. Pada umur dua hari setelah menetas, mulut larva mulai terbuka, tetapi belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanannya masih dari kuning telurnya. Umur empat hari, kuning yang diserap oleh tubuh sudah habis dan pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar. Apabila diamati kebiasaan makannya, bawal tergolong ikan yang lebih suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal bukanlah ikan yang biasa makan di dasar perairan (bottom feeder) atau di permukaan perairan (surface feeder).bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing, warna merah pada perutnya lebih menyala. Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah (iftfishing,2010)
b. Ciri –ciri khusus
Adipose fin adalah sirip, lembut berdaging ditemukan di belakang di belakang sirip punggung dan hanya maju dari sirip ekor. Hal ini tidak ada dalam keluarga banyak ikan, tetapi ditemukan di Ikan salem, characins dan ikan lele. fungsi Itu tidak diketahui, dan seringkali dipotong off untuk menandai penetasan-mengangkat ikan, meskipun menunjukkan data terakhir yang trout dengan sirip lemak mereka dihapus memiliki frekuensi tailbeat 8% lebih tinggi (iftfishing,2010).
Struktur Kulit pada ikan
menurut Ekahariani (2010),Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebutdermis atau corium.
• Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang
dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan untuk mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum (lapisan Malphigi).
• Dermis lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yang susunannya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga dibentuk dari lapisan ini. Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat.


Linea Lateralis (LL)
Sisik ikan yang dihitung adalah sisik berpori atau gurat sisik atau linea lateralis. Bentuk deretan dan jumlah sisik tersebut tidak sama untuk masing – masing spesies ikan. Sisik linea lateralis dihitung dari depan (dekat kepala) kearah ekor. Jika linea lateralis suatu jenis ikan tidak lurus seperti pada ikan kue (carangidae), maka jumlahnya tetap dihitung mengikuti arah gurat sisik yang berbelok tersebut. Jika bentuk linea lateralis terbagi dua seperti ikan buntal, maka dihitung dulu bagian pertama, kemudian bagian kedua yang arahnya lebih kebelakang. Jika ikan mempunyai gurat sisik yang banyak seperti ikan belanak, maka dihitung satu garis saja diambil yang garisnya terletak di tengah (Arfiati,2006).
Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali mendapatkan ada semacam garis titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi (Dwiciplux,2010).
Line transfersalis (Ltr)
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung sel-sel sensori dan pembuluh syaraf. Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga juga berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya. Pada beberapa jenis ikan, termasuk golongan Characin, linea lateralis merupakan satu garis panjang yang tidak terputus. Sedangkan pada kelompok ikan Cichlidae, linea lateralis yang dimiliki merupakan garis panjang yang terputus menjadi dua dengan potongan kedua berada di bagian bawah potongan pertama (Dwiciplux,2010).
Line transfersalis adalah sisik transfersal atau sisik yang terletak antara dorsal dengan ventral. Sisik tersebut dihitung dari sirip dorsal yang terdepan kearah linea lateralis, kemudian yang kedua dihitung dari depan sirip anal kearah linea lateralis. Sisik linea transfersalis dapat juga dihitung dari sirip dorsal kearah sirip anal. Kemudian jumlah sisiknya dihitung dari arah dorsal kearah linea lateralis. Sisik linea lateralis dihitung satu sisik dan dari sirip anal kearah linea lateralis. Jika perhitungan sisik mengikuti sisiknya dari arah dorsal ke linea lateralis.misalnya telah terhitung 4 sisik. Kemudian LL dihitung satu sisik dan deretan sisik setelah LL kearah sirip anal missal terhitung 12, maka LTr dapat ditulis 4/1/12 (Arfiati,2006).